[TRAVEL] LOW BUDGET TRAVELING! PULAU KELOR - ONRUST - CIPIR
October 13, 2021
Di zaman milenial ini, traveling menjadi suatu trend yang populer bagi semua kalangan. Tetapi budget yang diperlukan untuk melakukan traveling cukup besar sehingga banyak orang yang berfikir 2x untuk traveling. Aku sendiri juga sering banget mengcompare berbagai macam destinasi untuk berlibur. Kehidupan di Jakarta yang monotone, setiap minggu hanya pergi ke mall jalan-jalan membuatku bosan dan berfikiran bahwa aku butuh piknik! Karena aku habis berlibur ke Eropa, keuangan aku sudah menipis. Oleh karena itu, aku mencari tempat traveling yang low budget dan gampang dijangkau.
Setelah mencari-cari tempat destinasi yang murah, aku akhirnya menemukan destinasi pulau-pulau di kepulauan seribu. Dan karena low budget, aku memilih paket yang paling murah yaitu one day trip ke Pulau Kelor, Pulau Onrust, dan Pulau Cipir! Bisa bayangin gak sih kalian bisa mengunjungi 3 pulau ini hanya kurang dari 100.000 rupiah saja. Walaupun murah, pulau-pulau kecil ini menyimpan banyak sejarah loh! So why not give it a try?
Tibalah waktu dimana aku memulai one day trip ini, peserta berkumpul di pelabuhan Muara Kamal. Kenapa Muara Kamal? Karena lebih murah! Kalian juga bisa mengunjungi 3 Pulau ini melalui Marina Ancol. Bedanya hanya jika melalui Muara Kamal kita menggunakan kapal nelayan, jika melalui Marina Ancol kita menggunakan speedboat. Selama perjalanan kita banyak disuguhi pemandangan rakyat-rakyat sekitar Muara Kamal yang banyak menjual ikan segar, dan kapal kapal nelayan lainnya yang sedang mengangkap ikan.
PULAU KELOR
Pulau pertama yang aku kunjungi adalah Pulau Kelor yang terletak berdekatan dengan Pulau Onrust dan Pulau Bidadari. Perjalanan dengan perahu memakan waktu sekitar 30 menit saja dan tidak perlu khawatir karena selama perjalanan anginnya sejuk banget! Pulau kelor memang sangat kecil namun pulau ini menyimpan banyak sejarah pada masa Belanda. Di Pulau Kelor, kalian bisa berenang di air yang jernih atau bersantai ria dengan beanbag/floaties (peralatan pribadi). Terdapat juga peninggalan Belanda berupa galangan kapal dan benteng yang dibangun VOC untuk menghadapi serangan Portugis di abad ke 17. Jadi setelah berenang kalian dapat berfoto-foto dengan bangunan peninggalan jaman Belanda ini. Di dalam bangunan ini banyak ruangan-ruangan dan celah tersembunyi yang bisa kita explore tetapi tetap harus hati-hati karena sudah ditinggalkan ratusan tahun jadi batu bata nya sudah banyak yang hancur dan sisa kerikil-kerikil saja. Seperti yang kalian bisa lihat di foto aku saat menaiki tangga pun harus extra careful, aku saja sampai pegangan kiri kanan karena banyak tangga yang bolong.
Benteng martelo merupakan salah satu pesona Pulau Kelor yang bisa langsung terlihat dari perahu ketika sudah mendekati Pulau Kelor. Benteng Martelo dibuat melingkar 360 derajat dan terbuat dari batu bata merah yang kokoh. Meski pernah porak poranda akibat tsunami karena letusan gunung krakatau pada tahun 1883, namun sisa-sisa benteng ini masih sangat eksotis dan sangat mengagumkan.
Selanjutnya, aku diajak ke pulau berikutnya yaitu Pulau Cipir dimana diberikan kebebasan untuk makan siang atau beristirahat. Aku memilih makan siang di warung dekat tempat perahu berlabu. Karena cuaca yang sangat panas dan nyengat, aku membeli es kelapa dengan seharga 20.000(YA SANGAT MAHAL, aku tau aku ditipu tetapi apa yang bisa aku perbuat?) mungkin karena mukaku yang seperti bukan orang Indonesia jadi dimahalin ya, sedangkan para wisatawan yang lain bisa membelinya dengan seharga 5.000-10.000 tergantung si penjual. Jujur, aku sudah terbiasa dengan diskriminasi ras di kota aku. Walaupun aku lahir di Indonesia, tapi aku seperti tidak dianggap orang Indonesia. Sangat sedih banget begitu tau bahwa aku selalu didiskriminasi oleh penjual-penjual di seluruh Indonesia, bahkan sesama traveller lain yang juga pergi ke Pulau Cipir bareng aku, mereka dapat es kelapa hanya dengan Rp. 5.000 saja di tempat yang sama seperti aku. Di Pulau Cipir, biasanya akan ada local guide yang akan membawa kita keliling pulau sambil menjelaskan sejarah pulau tersebut. Pulau Cipir ini memiliki peninggalan rumah sakit jaman Belanda dahulu.
Pulau terakhir yang aku kunjungi adalah Pulau Onrust! Pulau ini memiliki museum dan bekas bangunan asrama haji. Pulau Onrust juga terletak berdekatan dengan Pulau Bidadari. Pada masa penjajahan Belanda, rakyat sekitar menyebut pulau ini sebagai Pulau Kapal karena di pulau ini sering sekali dikunjungi kapal-kapal Belanda sebelum menuju ke Jakarta. Di dalam pulau ini terdapat banyak peninggalan arkeologi pada masa kolonial Belanda dan juga sebuah rumah yang masih utuh dan dijadikan sebagai Museum Pulau Onrust. Nama 'Onrust' sendiri diambil dari bahasa Belanda yang berarti 'Tidak Pernah Beristirahat' atau dalam bahasa Inggrisnya adalah 'Unrest'. Ada sumber lain yg mengatakan bahwa nama Onrust tersebut diambil dari nama penghuni pulau yang masih keturunan bangsawan Belanda, yaitu Baas Onrust Cornelis van der Walck.
INSTAGRAM | YOUTUBE | FACEBOOK
0 comments